Tuesday, May 11, 2010

Mencari Jiwa Yang Gaib


Kau telah kehilangan untamu, kawanku,
Dan setiap orang memberimu nasihat.

Kau tidak tahu di mana untamu berada,
Tapi kau tahu benar bahwa arah yang kau ambil ini salah.
Bahkan orang yang belum pernah punya unta, ikut-ikutan ribut mencari, “Ya, aku telah kehilangan untaku juga.
Hadiah besar bagi siapa pun yang menemukannya.”

Dia mengatakan ini
Agar dia bisa turut memiliki untamu jika kau menemukannya.
Jika kau jawab saran setiap orang, “Kukira tidak,”
Para peniru itu akan segera menjawab sama.
Ketika informasi yang benar datang, kau langsung mengetahuinya,
Namun peniru itu tidak.
Penggalan informasi itu adalah obat bagimu.
Ia memberi warna pada wajahmu dan kekuatan pada tubuhmu.
Matamu menjadi terang.
Kakimu menjadi gesit dan lincah. Kau bilang,
“Terima kasih,
Kawanku, Kebenaran yang kau berikan terasa bagai kebebasan bagiku.
Silahkan ke depan. Jadilah pemimpin! Kau lebih bisa membaui untaku daripada aku.”
Tetapi peniru itu tidak merasakan kuatnya tanda-tanda itu.
Meski dia mendengar teriakan kerasmu,
Dan menduga-duga tentang bagaimana rasanya hampir menemukan unta yang hilang.


Dia, memang, telah kehilangan seekor unta,
Tetapi dia tidak tahu!

Menginginkan dan meniru keinginan orang lain
Telah membutakannya. Tetapi saat dia ikut mencari memanggil-manggil apa yang dipanggil orang lain, tiba-tiba dia melihat untanya sendiri sedang merumput di sana, unta yang tidak diketahuinya telah hilang.

Baru saat itulah dia menjadi pencari.
Dia berbalik dan berjalan sendiri mendekati untanya.

Orang yang tulus bertanya, “Mengapa kau tinggalkan pencarianku?”

“Sebelum ini aku Cuma ikut-ikutan. Aku mencari muka kepadamu, sebab aku ingin menjadi bagian dari kegemilanganmu,
Kini setelah aku memisahkan diriku darimu, hubunganku denganmu menjadi lebih nyata.

Aku tahu apa yang sedang kau lakukan, Sebelumnya, aku mencari gambaran unta itu darimu.

Ketika ruhku melihat untanya sendiri, penglihatan itu mengisi segalanya. Kini seluruh sikapku yang tidak tulus dan kata-kata tiruanku telah berubah menjadi kebajikan..
Mereka membawaku ke sini! Aku tengah menanam benihku sendiri, meski aku mengira aku bekerja sia-sia.

Seperti pencuri aku merayap dan masuk ke rumah, dan ternyata itu rumahku sendiri!”

Menyalalah, wahai engkau yang dingin, agar panas datang.
Tahan permukaan kasar yang menghaluskanmu.
Subjek dari semua ini bukanlah dua unta.
Sebab hanya ada satu unta yang hilang, namun bahasa sulit untuk menyatakan itu.

jalaludin el rumi

Related post by Categories:



0 comments:

Post a Comment

Followers

 

Nine Zone. Copyright 2009 All Rights Reserved Free Wordpress Themes by Brian Gardner Free Blogger Templates